Minggu, 27 Desember 2015

Pendidikan Bahasa Indonesia

Merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Akan tetapi yang sangat mengherankan sebagai warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan dan mempelajari bahasa Indonesia masih banyak yang belum mengerti dengan baik bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini terlihat dari masih banyaknya pelajar yang memiliki nilai Ujian Nasional yang masih sangat rendah.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesiadan bahasa persatuan bangsa Indonesia.Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.

Tidak jarang mahasiswa diperlakukan seperti mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia di Fakultas Sastra dan Bahasa. Setelah 12 tahun belajar Bahasa Indonesia, apakah mereka sudah mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tertulis maupun terlisan?

Lalu bagaimana dengan kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa S2? Seperti halnya mahasiswa D3 dan S1, ternyata sebagian mahasiswa S2 dan S3 juga masih lemah dalam berbahasa Indonesia. Paparan singkat di atas membuktikan ketidakmampuan sebagian (besar?) mahasiswa dalam berbahasa Indonesia, dalam hal ini bahasa tulisan. Lalu apa yang mesti dikerjakan para dosen Bahasa Indonesia yang ternyata tidak semua bergelar sarjana Bahasa Indonesia?

Dengan kata lain, setiap dosen harus mampu menjadi dosen Bahasa Indonesia. Artikel-artikel opini yang berkaitan langsung dan tak langsung dengan bahasa Indonesia yang dimuat di media massa cetak pun jangan pula dilewatkan. Dalam konteks tulisan ini, bukan dosen bahasa Indonesia mengajari mahasiswa, melainkan dosen bahasa Indonesia dan mahasiswa sama-sama belajar bahasa Indonesia. Bila beberapa upaya ini dapat dilaksakanakan sungguh-sungguh dan dengan senang hati oleh para mahasiswa dan dosen bahasa Indonesia, maka kita yakin para lulusan perguruan tinggi kita tidak hanya mampu dan terampil berbahasa Indonesia secara terlisan dan tertulis, tetapi juga sungguh-sungguh mencintai bahasa nasional mereka sendiri.


Sumber:
 http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-bahasa-indonesia.html
 http://www.wikipedia.com/pendidikan-bahasa-indonesia.html
 http://www.google.com/bahasa-indonesia.html

PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYA BERPIKIR MELAYU

Bangsa Melayu cukup kuat pegangannya dengan warisan tradisi mereka terutama budaya setempat dari segi pemahaman Islam, cara berpikir, hidup bermasyrakat dan banyak lagi. Malah mereka sulit menerima suatu bentuk pemikiran baru yang dirasakannya akan menggangu stabilitas kehidupan, terutama yang menyangkut dengan agama mereka. Artinya, pemikiran Melayu lama sangat berpengaruh hingga pemikiran masyarakat Melayu kini, sehingga mereka tidak membuka ruang untuk berfikir lebih jauh, agresif, dan memahami berbagai realita perkembangan dunia di daerah mereka.

Cara berpikir seseorang akan menentukan kemampuannya mengolah akalnya untuk mencapai kemajuan. Orang Melayu bisa menjadi sama majunya dengan etnis-etnis lain di dunia, jika mereka mau mengembangkan budaya berpikir mereka, seperti halnya etnis-etnis lain yang sudah maju, dan mereka bisa melakukannya jika mereka mau. Supaya bisa maju dan mengejar ketertinggalannya dibanding etnis lain, orang Melayu harus menyadari bahwa mereka memang tertinggal bila dibandingkan dengan etnis lain yang sudah maju. Kesadaran itu penting dan hendaknya tidak menimbulkan rasa iri dan dengki terhadap etnis lain, sebaliknya justru membakar semangat mereka untuk maju, mengejar ketertinggalannya itu. Kesadaran itu hendaklah membuat orang Melayu berpikir dan berjiwa besar, menyusun strategi menuju masa depan yang gemilang dan berjuang untuk mewujudkannya.

Makalah ini berjudul Pelestarian dan Pengembangan Budaya Berpikir Melayu. Dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana melestarikan dan mengembangkan budaya berpikir Melayu yang sudah ada sejak dulu. Alasan kami memilih untuk membahas hal tersebut adalah:
1.      Untuk melestarikan budaya berpikir Melayu
2.      Untuk mengembangkan budaya berpikir Melayu agar etnis Melayu bisa menjadi sama majunya dengan etnis-etnis lain di dunia.
3.      Untuk memperkuat etos berpikir generasi muda Melayu
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengajak pembaca umumnya, dan  masyarakat Melayu serta generasi muda Melayu  khususnya, untuk melestarikan dan mengembangkan budaya berpikir yang sudah dicontohkan oleh raja-raja Melayu terdahulu, seperti halnya etnis-etnis yang sudah maju.

 Pelestarian dan Pengembangan Budaya Berpikir Melayu
Pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia (Eko, 2006) berasal dari kata dasar lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian, dalam kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, pengunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). Jadi berdasarkan kata kunci lestari ditambah awalan pe- dan akhiran –an, maka yang dimaksud pelestarian adalah upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya tidak berubah. Bisa pula didefinisikan sebagai upaya untuk mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana adanya.

Merujuk pada definisi pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia diatas, maka kami mendefinisikan bahwa yang dimaksud pelestarian budaya (ataupun budaya lokal) adalah upaya untuk mempertahankan agar/supaya budaya tetap sebagaimana adanya. Lebih rinci A.W. Widjaja dalam Jacobus (2006:115) mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif (Jacobus, 2006:115). Mengenai pelestarian budaya lokal, Jacobus Ranjabar (2006:114) mengemukakan bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan  yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.

Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk melakukan revitalisasi budaya (penguatan). Mengenai revitalisasi budaya Prof. A. Chaedar Alwasilah mengatakan adanya tiga langkah, yaitu : (1) pemahaman untuk menimbulkan kesadaran, (2) perencanaan secara kolektif, dan (2) pembangkitan kreativitas kebudyaaan. Revitalisasi kebudayaan dapat didefinisikan sebagai upaya yang terencana dan sinambung agar nilai-nilai budaya itu bukan hanya dipahami oleh para pemiliknya, melainkan juga membangkitkan segala wujud kreativitas dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi berbagai tantangan. Demi revitalisasi maka teks-teks kebudayaan perlu dikaji ulang dan diberi tafsir baru. Tafsir baru akan mencerahkan manakala ada kaji banding secara kritis dengan berbagai budaya asing (Chaedar, 2006: 18).

Pada definisinya, pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar, dan dasar ini disebut juga faktor-faktor yang mendukungnya baik itu dari dalam maupun dari luar budaya yang dilestarikan. Maka dari itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian mengenal strategi atapun teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisinya masing-masing.

Pelestarian budaya tidak mungkin berdiri sendiri, senantiasa berpasangan dengan perkembangan budaya.  Artinya, budaya yang dilestarikan memang masih ada dan diketahui, walaupun pada perkembangannya semakin terkisis atau dilupakan. Pelestarian itu hanya bisa dilakukan secara efektif manakala budaya yang dilestarikan itu tetap digunakan dan tetap ada penyungsungnya. Kapan budaya itu tak lagi digunakan maka budaya itu akan hilang. Kapan alat-alat itu tak lagi digunakan oleh masyarakat, alat-alat itu dengan sendirinya akan hilang (I Gede Pitana, 2003).

Pengembangan adalah memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002).

Budaya atau kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture, yang berasal dari kata  latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya didefinisikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Berpikir adalah kemampuan seseorang menggunakan akalnya untuk menilai mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan, dan pertimbangan positif dan negatif lainnya (Rahman, 2003:156). Berpikir merupakan budaya Melayu, tetapi budaya berpikir orang Melayu tidak berkembang secara signifikan. Keadaan ini menyebabkan etos kerja orang Melayu menjadi lemah, sehingga kehidupan mereka terpuruk dan tertinggal dibandingkan dengan etnis-etnis lain di Asia Tenggara. Berpikir dahulu sebelum melakukan suatu perbuatan merupakan bagian dari kehidupan keseharian keluarga Melayu.
Melayu merupakan sebuah nama yang diberikan kepada salah satu etnik (komunitas) yang berada di rantau tanah Melayu. Oleh karena itu, kita menemukan adanya bangsa Melayu Indonesia, Melayu Malaysia, Melayu Brunei Darussalam, Melayu Thailand, Melayu Kamboja, dan sebagainya.
Istilah Melayu ditakrifkan oleh UNESCO pada tahun 1972 sebagai suku bangsa Melayu di Semenanjung Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Madagaskar. Bagaimanapun menurut Perlembagaan Malaysia, istilah Melayu hanya mengacu pada seseorang yang berketurunan Melayu yang menganut agama Islam. Dengan kata lain, bukan semua orang yang berasal dari keturunan Melayu atau orang yang nenek moyangnya Melayu adalah orang Melayu. (http://ms.wikipedia.org/wiki/Melayu/22/10/2010). Terdapat dua teori mengenai asal-usul bangsa Melayu yaitu: berasal dari Yunnan (Teori Yunnan) dan berasal dari Nusantara (Teori Nusantara) (http://ms.wikipedia.org/wiki/Melayu/22/10/2010).

Pelestarian dan pengembangan budaya berpikir Melayu merupakan upaya untuk menjadikan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh etnik (komunitas) yang berada di rantau tanah Melayu yang diwariskan dari generasi ke generasi tetap selama-lamanya dan tidak berubah serta untuk ditingkatkan fungsinya, manfaatnya, dan aplikasinya berdasarkan kemampuan suatu etnik Melayu itu menggunakan akalnya dalam menerima pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi kehidupan. Untuk menyelesaikan suatu masalah haruslah digunakan akal pikiran, bukan dengan menggunakan perasaan atau hati. Selain itu, untuk menyelesaikan suatu masalah yang yang harus diikuti adalah jalan pikiran atau akal yang sehat, bukan dengan mengikuti rasa atau hati. Kalau yang diikuti kata hati, maka pastilah akan mendapat kesulitan.

Pepatah-petitih yang menunjukkan bahwa Melayu mengutamakan berpikir dari pada mengikuti perasaan adalah adanya pantun nasihat sebagai berikut:

1.      Bangsal di hulu kerapatan
Sayang durian gugur bunganya
Sesal dahulu pendapatan
Sesal kemudian tiada gunanya

Artinya, Sebelum melakukan suatu perbuatan hendaklah dipikirkan terlebih dahulu tentang baik-buruknya, benar salahnya, dan untung ruginya supaya terhindar dari sesal dan duka cita.
Pepatah Melayu lain berbunyi:
2.      Setali membeli kemenyan
Sekupang membeli ketaya
Sekali lancung ke ujian
Seumur hidup orang tak percaya

Artinya, Sekali ketahuan perangai seseorang yang tidak baik, seumur hidup orang tidak akan percaya lagi. Oleh karena itu, sebelum melakukan suatu perbuatan hendaklah dipikirkan terlebih dahulu.
Banyak orang Melayu kini tidak memahami dan mengamalkan budaya berpikir itu dalam kehidupan keseharian mereka, menyebabkan budaya berpikir di kalangan sebagian besar orang Melayu tidak berkembang, menyebabkan wawasan berpikir mereka menjadi amat sempit. Budaya Melayu sangat erat kaitannya dengan budaya Islam. Islam merupakan identitas utama Melayu. Etos Islam juga menjadi etos Melayu. Islam menempatkan berpikir pada posisi yang terhormat. Salah satu hadist Rasulullah berbunyi, “Berpikir sesaat itu lebih baik dari pada beribadah setahun” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban).

Pemikir-pemikir Ulung Sejarah Melayu
Dalam sejarah-sejarah orang Melayu, tercatat paling tidak tiga orang pelaku sejarah yang menunjukkan bahwa berpikir menjadi etos di kalangan Melayu. Mereka adalah Hang Nadim, budak Melayu yang menyelamatkan Singapura dari serangan ikan todak. Raja Kecil, pendiri kerajaan Siak Sri Indrapura, orang yang dengan kemampuan berpikirnya futuristik telah menyelamatkan kerajaan Kubu dari perpecahan karena perebutan tahta. Datuk Rubiah, seorang wanita, kepala suku Bebiyah (Tuk Biyah) dari kerajaan Bangko yang terkenal dengan pernyataan-pernyataannya yang argumentatif.

*   Hang Nadim
Singapura dilanggar Todak
Hatta, tiada berapa lama di antaranya (setelah Jana Khatib dibunuh atas perintah Raja Singapura (Paduka Sri Maharaja), maka segala orang yang tinggal di pantai itu banyak mati dilanggar oleh Todak tersebut. Paduka Sri Maharaja pun segera naik gajah, lalu beliau keluar diiringi oleh segala menteri, hulubalang, dan sida-sida bentara sekalian. Setelah datang ke pantai, baginda pun heranlah melihat perihal Todak itu: barang yang kena dilompatinya sama sekali mati!

Baginda pun menitahkan orang berkotakan betis, maka dilompati oleh Todak itu, terus berkancing ke sebelah. Adapun Todak itu seperti hujan, usahkan kurang, makin banyak orang mati. Syahdan, pada antara itu, datanglah seorang budak, Hang Nadim, kemudian ia berkata, “Apa kerja kita berkotakan betis ini? Mendayakan diri kita. Jika berkotakan batang Pisang, alangkah baikya.”
Segeralah dikerjakan orang berkotakan batang Pisang. Maka segala Todak yang melompat itu lekatlah jongornya, tercacak kepada batang pisang, dibunuh oranglah bertimbun-timbun di pantai itu, hingga tiadalah termakan lagi oleh segala rakyat. Maka Todak itu, tidaklah melompat lagi (Sulalatussalatin, hal.63 dalam Rahman, 2003: 159). Kisah Singapura dilanggar Todak itu melukiskan sikap orang Melayu menghadapi keadaan yang darurat yang tidak diduga sebelumnya. Kisah tersebut sekaligus memberikan contoh cara berpikirdan cara bertindak yang salah dan yang tepat dalam menghadapi keadaan darurat.

Paduka Sri Maharaja hanya memikirkan tindakan, tanpa memikirkan kemungkinan hasil yang akan dicapai dari tindakan itu. Akibatnya ratusan prajurit dan rakyat tewas dilanggar Todak. Sebaliknya Hang Nadim memikirkan tindakan sekaligus tindakan yang patutdan kemungkinan hasil yang dicapai. Begitu pagar betis diganti dengan pagar batang pisang, semua kesulitan teratasi, sehingga keadaan darurat berakhir dengan baik.
Edward de Bono, pakar teori berpikir Inggrs, maupun Doug Hooper, pakar teori Amerika, sama-sama berpendapat bahwa ketika menghadapi keadaan darurat, orang tidak hanya memikirkan tindakan yang patut, tapi harus pula memikirkan kemungkinan hasil yang akan dicapai dari tindakan itu. Ketika orang Barat baru memulai menyusun teorinya, orang Melayu sebenarnya telah mengamalkannya pada sekian ratus tahun yang lalu.

*   Raja Kecil
Kerajaan Kubu (sekarang Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, Riau) dahulunya hanya ada dua suku, yaitu suku Rawa dan suku Hambaraja. Generasi kedua petinggi negeri itu, yaitu raja Megat Mahkota, Raja Kubu dan sekaligus kepala suku Rawa berseteru dengan Bendahara Banda Jalal, kepala suku Hambaraja, karena berebut tahtaKubu. Padahal keduanya berkakak adik ipar. Kakak Banda Jalal bernama Tun Rinti menikah dengan Megat Mahkota.
Menghindarkan pertumpahan darah, Megat Mahkota beserta pengikut-pengikutnya mengungsi ke siak. Ditinggal pergi rajanya, kerajaan Kubu kacau-balau. Banda Jalal sadar akan kesalahannya. Ia menyusul kakak iparnya ke Siak dan memintanya untuk pulang. Mula-mula Raja Megat Mahkota enggan, tetapi kemudian keduanya menghadap Sultn Siak I, yaitu Raja Kecil (1723-1746). Raja kecil menasihatkan, jika di sebuah negeri hanya ada dua suku, jika terjado perseteruan di antara mereka, tidak ada yang memisah.
Raja kecil memberi contoh pemerintahan Rasulullah Saw. Menurut Raja Kecil, pemerintahan Rasulullah kuat lantaran didukung oleh empat sahabat. Oleh karenanya, jika Raja Kubu menginginkan suatu pemerintahan yang kuat, ia harus didukung oleh empat penasehat yang merupakan para kepala suku empat suku  yang ada di negeri itu. Karena di Kubu baru ada dua suku, atas anjuran Raja Kecil dibentuklah dua suku baru, yaitu suku Haru dan suku Bebas. Kepala suku-kepala empat suku itu menjadi penasihat Raja yang disebut “Datuk Empat Suku.” Sejak itu, pemerintahan di Kerajaan Kecil menjadi stabil.

*   Datuk Rubiyah
Datuk Rubiyah adalah perempuan sederhana dari Desa Bentayan. Beliau adalah pemimpin suku Bebiyah di kerajaan Bangko (sekarang Kecamatan Bangko, kabupaten Rokam Hilir, Riau). Salah satu hal yang menarik dari beliau adalah dasar pemikirannya. Untuk warga sukunya, Datuk Rubiyah menentukan hak ulayat (dusun) jatuh kepada anak perempuan. Jika tidak ada anak perempuan, maka hak itu jatuh kepada kemenakan perempuan. Yang laki-laki hanya “tumpang makan”, hanya boleh mengambil hasil tanah ulayat untuk dimakan sendiri. Tetapi bila anak laki-laki itu dihukum oleh hakim untuk membayar sejumlah denda atau utang, ia diperkenankan mengambil hasil bumi tanah ulayat itu untuk pembayarannya.
Pada masa pimpinan Datuk Rubiyah, harta-benda keluarga atau warisan bisa musnah di meja judi atau untuk berfoya-foya atau dijual guna pembayar utang atau denda akibat kejahatan atau pelanggaran adat yang dilakukan oleh anak laki-laki. Makanya, keputusan Datuk Rubiyah itu lahir dari suatu pemikiran berdasarkan fakta dan dibuat untuk kepentingan sukunya di masa depan. Dengan keputusan itu, Datuk Rubiyah mengharapkan agar adat dapat menjaga harta-benda milik suku, tetap utuh dengan jaminan moral yang tinggi dari kaum perempuan.

Pandangan Barat tentang Berpikir
Menurut Norman Vincent Peale seorang konsultan ternama Amerika, berpikir telah menjadi objek penelitian di Eropa sejak abad ke-19. Dari penelitian ini muncul teori-teori berpikir seperti berpikir positif, lateral, dan lain sebagainya. Di negara-negara Barat berpikir telah menjadi disiplin. Ilmu tersebut diajarkan di lembaga-lembaga penelitian tertentu. Di Malaysia misalnya, mereka mengulas teori-teori berpikir para pakar teori berpikir Barat, yaitu dengan cara menyajikan kolom-kolom tetap mengenai teori-teori pola berpikir modern dalam koran-koran Malaysia. Dengan mempelajari pola berpikir modern ini, konon amat berpengaruh pada pola berpikir generasi muda Malaysia kini (Norman Vincent Peale dalam Rahman, 2003: 162).

Di Jepang, buku-buku mengenai cara berpikir modern, terutama yang ditulis oleh penulis-penulis nonfiksi Barat, laku seperti “pisang goreng”. Keadaan ini sangat mempengaruhi cara berpikir generasi muda negeri matahari terbit itu. Begitu pula halnya di Indonesia. Di toko-toko buku amat banyak dijual buku-buku tentang cara berpikir, ditulis oleh penulis-penulis Barat maupun wiraswastawan Indonesia sendiri. Namun, koran-koran Indonesia, baik yang terbit di pusat maupun di Riau, tidak pernah secara khusus menyajikan kolom tetap mengenai pola berpikir, seperti yang terdapat dalam koran Malaysia.

 Menurut Norman Vincent Peale dalam  Rahman (2003: 163), penemuan terpenting di abad 20 ini adalah, bahwa manusia bisa mengubah pola hidupnya dengan cara mengubah pola hidupnya dengan cara mengubah pola pikirnya. Orang Melayu bisa mengubah pola berpikirnya, semodern apapun, tentu saja kalau mau, karena Melayu memiliki etos berpikir yang kuat. Membentuk pola pikir itu amat penting karena menyangkut efisiensi dalam berpikir dan efektivitas dalam bertindak. Meskipun Melayu memiliki etos berpikir yang kuat, tetapi jika budaya berpikir itu tidak berkembang, maka yang terjadi adalah kekerdilan dalam menggunakan akal, sehingga sudut pandangnya sempit. Terjadi pula pemborosan potensi berpikir, yang ujungnya tindakan yang tidak efektif, sehingga berkesan tidak rasional. Pikir itu pelita hari, ikut hati mati, ikut rasa binasa (Rahman, 2003:163).

Kebudayaan Melayu sebenarnya bisa menerima perubahan-perubahan, termasuk perubahan dalam pola berpikir. Seperti kata pepatah:
Akal tak sekali tiba,
Pikiran tak sekali datang
Alah bisa tegal biasa
Maknanya, suatu pekerjaan yang susah, kalau biasa dilakukan akan menjadi mudah. Memang susah mengubah kelakuan seseorang yang sudah menjadi kebiasaannya. Namun, hal yang susah itu jika dikerjakan secara terus menerus dengan tekun, lama-kelamaan akan menjadi mudah. Caranya, biasakan meninggalkan perangai yang negaatif dan biasakan menggantikannya dengan yang positif. Niscaya, tingkah laku buruk pun akan berubah ke arah yang baik.
Hambatan bagi generasi muda Melayu untuk mengembangkan budaya berpikir adalah mereka tidak suka membaca. Jangankan teori-teori berpikir Barat, budayanya sendiri yang merupakan tunjuk ajar Melayu pun tidak pernah mereka baca. Sehingga, jangankan mengamalkannya, tahu pun tidak. Oleh karena itu, budaya berpikir mereka tidak berkembang. Fenomena ini membuat mereka bersifat menunggu, kurang berinisiatif, tak dapat menciptakan sendiri kesempatan-kesempatan. Bahkan kesempatan emas di negeri sendiri direbut orang lain, kaarena orang Melayu tidak siap untuk bersaing. Inilah fenomena Melayu, yang menurut Mahathir Mohamad suatu “Dilema Melayu.”

Pandangan Orang Melayu tentang Takdir
Sikap dan pandangan orang Melayu tentang takdir mempengaruhi kualitas etos kerja mereka. Sebagai orang Islam, orang Melayu tidak dapat melawan takdir illahi. Tetapi orang Melayu dapat melawan kesalahan pemahaman tentang takdir. Kesalahan pemahaman tentang takdir akan membuat orang Melayu terbelenggu dalam ketergantungan kepada pihak lain. Keadaan ini akan membuat wawasan berpikir mereka menjadi sempit, sehingga satu-satunya lapangan kerja yang tampak di dalam mata mereka adalah pegawai negeri dan karyawan perusahaan-perusahaan besar. Mereka tidak menyadari bahwa lapangan kerja dapat diciptakan sendiri.
Orang Melayu harus telebih dahulu mengembangkan budaya berpikirnya untuk sampai ke tahapan tersebut. Orang Melayu harus kembali ke jati dirinya sehingga memiliki rasa percaya diri yang besar, punya keyakinan yang besar, motivasi dan daya kreativitas yang unggul untuk mengembangkan kemampuan dirinya, siap menyusuri jalan menuju masa depan yang lebih gemilang. Generasi muda Melayu harus menyadari bahwa sumber keberhasilan seseorang bukan di tangan orang lain, melainkan di dalam kepala mereka sendiri.

3.    Penutup

a.      Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa orang Melayu harus menyadari bahwa keadaan mereka memang tertinggal dibandingkan dengan etnis-etnis lain di Asia Tenggara. Kesadaran ini hendaklah disambut dengan jiwa yang besar, sehingga tidak menimbulkan rasa iri dan dengki terhadap etnis-etnis lain yang lebih maju. Sebaliknya justru membangkitkan semangat bersaing yang kuat, sehingga membangkitkan hasrat untuk maju mengejar ketertinggalannya dari etnis-etnis lain yang sudah maju. Orang Melayu harus sadar bahwa mereka punya kesempatan untuk maju sama dengan etnis-etnis lain yang sudah maju.

b.      Saran

Harapan penulis ke depan agar budaya berpikir Melayu dilestarikan dan dikembangkan, agar orang Melayu dapat mengikuti perkembangan dunia modern, namun tetap dengan kepribadian Melayu. Kiranya makalah ini akan membantu usaha kita memecahkan masalah orang Melayu yang kini belum memahami dan mengamalkan budaya berpikir dalam kehidupan keseharian mereka, menyebabkan budaya berpikir di kalangan sebagian besar orang Melayu tidak berkembang, menyebabkan wawasan berpikir mereka menjadi amat sempit.  Kesempatan ini memberi peluang kepada kita untuk evaluasi diri. Evaluasi itu akan menyadarkan kita tentang keberadaan dan kelemahan pola berpikir yang dimiliki orang Melayu untuk dicarikan solusi yang tepat.

Daftar Pustaka
Alwasilah, A. Chaedar. 2006. Pokoknya Sunda : Interprestasi Untuk Aksi. Bandung: Kiblat
Endarmoko, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Melayu/22/10/2010
http://ms.wikipedia.org/wiki/Melayu/22/10/2010
I Gede Pitana, Bali Post, edisi Minggu, 21 desember 2003
Rahman, Elmustian, dkk.2003.Alam Melayu: Sejumlah Gagasan Menjemput Keagungan.Pekanbaru:Unri Press
Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor :Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002

Minggu, 15 November 2015

Ilmu Budaya Dasar

Karangan Deskripsi

Sebelum kita menulis karangan deskripsi, ada baiknya jika kita mengerti terlebih dahulu masin-maisng katanya. Karangan adalah karya tulis hasil dari suatu kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat dipahami. Deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan, sehingga pembaca dapat seolah-olah melihat, merasakan, atau mendengarkan hal tersebut secara langsung. Jadi, karangan deskripsi adalah tulisan yang berisi suatu gambaran dari hasil suatu kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan agar pembaca dapat seolah-olah  merasakan, melihat, atau mendengarkannya. 

Ada empat jenis karangan yang sering dibuat oleh seseorang, yaitu karangan narasi, deskripsi, dan eksposisi. Untuk kesempatan ini akan khusus membahas tentang contoh karangan deskripsi dan penjelasannya. Karangan deskripsi memiliki empat ciri yang harus diperhatikan yaitu memberikan gambaran tentang suatu benda, tempat, peristiwa, atau suasana, penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra, mempunyai tujuan seolah-olah orang lain/ pembaca dapat merasakan, mendengar, dan melihat apa yang dideskripsikan oleh pemnulis, dan memberikan penjelasan mengenai objek yang dideskripsikan (warna, ukuran, sifat, dll).


Karangan deskripsi memiliki tiga struktur teks yang digunakan untuk menyusunnya yaitu identifikasi, klasifikasi/ definisi, dan deskripsi bagian. Selain itu, karangan deskripsi dibagi menjadi enam jenis deskripsi yaitu, tempat, orang, binatang, objek/ benda, peristiwa, dan suasana (waktu atau hati). Berikut contoh karangan deskripsi lengkap:
Contoh Karangan Deskripsi dan Penjelasannya
1. Deskripsi tempat
Deskripsi tempat atau lingkungan ini memiliki beberapa kosakata, yaitu lokasi (dialiri sungai, dekat stasiun, tepi sungai, dekat terminal), keberadaan (disana terdapat dan berdiri sejak), ciri-ciri khusus (udara, letak daerah strategis, tinggi/ rendah), dan posisi (sebelah kanan/ kiri, dekat dengan, dan beberapa meter dari).
Contoh karangan deskripsi tempat (Pantai Parangtritis):

Pemandanan Pantai Parangtritis Yogyakarta sangat mempersona. Sebelah kiri pantai terlihat tebing yang sangat tinggi, sedangkan sebelah kanan kita bisa melihat ada batu karang besar. Batu karang besar itu seolah-olah siap menjaga wisatawan dari gempuran ombak yang datang setiap waktu. Deburan ombak terlihat sangat indah, suaranya, bahkan ketika air laut menyapu pasir dipinggir pantai. Warna kecoklatan pasirnya terlihat sangat jelas ketika terkena terik matahari. Banyak wisatawan yang datang ke pantai Parangtritis. Selain itu, wisatawan yang datang dapat merasakan kesejukan udaranya dengan menaiki kuda yang siap untuk disewakan. Sepanjang pantai juga terdapat banyak pondok-pondok santap yang menyiapkan berbagai macam hidangan siap saji maupun pesanan.  

2. Dekripsi orang
Dalam menulis deskripsi orang ada beberapa kosa kata yang dapat digunakan agar memudahkan kita dalam membuatnya. Kosa kata dalam deskripsi orang adalah bentuk wajah (ciri-ciri wajah), bentuk rambut, bentuk tubuh, warna pakaian, watak, kebiasaan, dan tingi badan. 
Contoh karangan deskripsi orang :
Wanita itu duduk sendirian di taman kota. Dengan wajah kusam, dia seakan kebingungan. Rambut yang panjang terurai membuat wajahnya hanya sedikit terlihat. Kulit sawo matangnya terlihat eksotik saat terkena sinar matahari. Sudah hampir satu jam dia duduk sendirian di sana. Dari samping terlihat hidungnya sedikit mancung, perkiraan tingginya tak lebih dari 160cm. Dia memakai seragam sekolah SMA. Dia masih memakai tas dan sepatu. Dia lebih tepat seperti seseorang yang sedang membolos sekolah. Sesekali dia terlihat meneteskan air mata. Tangannya gemetar dan sesekali mengusap air matanya. Orang lain yang melihatnya pasti akan berpikiran bahwa dia wanita yang sedang dalam masalah dan cengeng. 

3. Deskripsi binatang/ tumbuhan
Deskripsi binatang/ tumbuhan memiliki beberapa kosa kata yang perlu diperhatikan dalam penulisannya, yaitu jenis, ukuran, tempat hidup, jumlah anggota badan, ciri daun/ bunga/ buah/ akar, penampakan fisik, dan warna bulu.
Contoh karangan deskripsi binatang, hewan, atau tumbuhan  :

Andi begitu senang saat ibunya membelikannya seekor anak kucing. Andi mulai mengamati kucing barunya yang masih di dalam kandang. Bulunya yang lembut berwarna dominan hitam. Kucing itu seperti memakai kaos kaki, karna di keempat kakinya berwarna putih. Bola matanya berwarna agak kehijauan sangat indah. Pancaran matanya seakan-akan mengajak kita untuk bermain bersama. Telinganya yang kecil semakin terlihat lucu ketika bergerak-gerak. Ekornya yang belum panjang sesekali dikibas-kibaskan seakan memberi isyarat untuk mengajak bermain.

4. Deskripsi objek/ benda
Dalam penulisan deskripsi objek/ benda ada beberapa suku kata yang perlu diperhatikan yaitu ukuran (luas, tinggi, panjang, lebar, dalam, berat, dan isi), bentuk, warna, tekstur, pola, dan dekorasi, motif, bahan, posisi bagian tertentu, dan nilai, mutu, dan keguanaan. 
Contoh deskripsi objek atau benda:

Aku senang sekali ketika di hari ulang tahunku, ibu membelikanku sebuah replika robot bumblebee. Tinggi robot itu kira-kira 30cm. Bentuknya sangat mirip dengan aslinya. Warna kuning mendominasi robot itu. Warna catnya yang mengkilat membuat robot itu seolah-oleh nyata. Catnya juga sangat halus jadi saat menyentuhkan membuatku tak ingin menyakitinya. Detail robot juga sangat terlihat jelas dari tiap lekuk badan robot.


5. Deskripsi kejadian/ peristiwa
Dalam penulisan deskripsi kejadian atau peristiwa ada beberapa kosa kata yang digunakan, yaitu kata hubung waktu (setelah, sebelum, dan pada saat), kata hubung sebab-akibat, dan kata hubung kontras (meskipun, sebaliknya).
Contoh deskripsi kejadian :

Sebelum gempa yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 itu, terjadi letusan gunung berapi sebanyak 10 kali. Namun, ternyata gempa tersebut bukan berasal dari letusan gunung merapi, melainkan berpusat di laut selatan pantai Parangtritis. Gempa tersebut disebabkan oleh lempengan bumi dasar laut yang mulanya renggang mulai menyatu. Meskipun demikian, gempa yang berpusat di laut tidak menyebabkan terjadinya stunami. 

6. Deskripsi suasana hati
Dalam penulisan deskripsi suasana hati ada satu kosa kata yang perlu diperhatikan yaitu menggunakan pilihan kata dan kejujuran.
Contoh :

Rani sangat kecewa ketika melihat nilai rapotnya yang memiliki warna merah. Dia menangis dan melambiaskan kekecewaannya dengan berteriak-teriak di dalam kamarnya. Dia kesal, sedih, juga kecewa karena terlalu banyak bermain dia sampai lupa kewajiban utamanya adalah belajar. Rani juga bingung bagaimana dia menjelaskan hasil rapot itu kepada orangtuanya. Dia takut ayahnya akan memarahinya dan mengurangi uang jajannya. Karena takut rani mondar-mandir di dalam kamar dan mengunci pintunya. Rani sadar betul itu kesalahannya, jadi beberapa saat kemudian dia berpikir untuk berterusterang pada kedua orangtuanya.

Tidak ada komentar:


Minggu, 18 Oktober 2015

Cinta Diantara Dua Keyakinan Yang Berbeda

CERPEN :

Aku sedih, saat aku membuka Alkitab, teringat kamu membuka Al-quran.

Saat aku berjalan menuju Gereja, tujuanmu menuju adalah Masjid.

Saat aku memakai kalung Salib, engkau menggenggam Tasbih.

Saat aku menyanyikan Pujian, kamu justru melanturkan Shalawat.

Saat kita harus berjarak hanya karena perbedaan agama. aku sedih, saat kita berjarak walau kenyataan kita dekat.

Aku sedih, saat semua orang menggunjing pebedaan kita.



Mengapa???..
mengapa tuhan menyatukan bila sebenarnya kita hanya untuk di pisahkan. orang lain menatap kita seolah- olah ingin berkata ... kita telah salah menjalani hubungan yang lebih dari teman. aku juga tahu kalau berpacaran dengan agama islam tidak ada anjurannya, dan aku cukup paham bahwa aku tidak bisa menikahi pria yang berbeda keyakinan.

Lantas...
apa salahnya kami bersama untuk sementara ini? kadang aku benci orang-orang yang memandang hubungan kami dengan sebelah mata. aku tidak ingin keluar dari agama megahku. aku tak ingin mengambil keputusan yang seharusnya tak ku ambil . aku tak bisa mengorbankan Yesusku demi duniaku. aku tak bisa mengingkari janjiku.

Aku tak bisa jauh dari Tuhanku dan Gerejaku. aku tidak terbiasa dengan semuanya, meski itu ketahuilah, kamu adalah yang terindah dari semua yang terindah . dam kamu akan tetap menjadi yang terindah diantara yang terindah.

Tuhanmu menciptakan engkau sangatlah indah. sekarang bila aku jatuh cinta, bilaku terlanjur sayang apalah dayaku? apakah Tuhanmu akan marah jika aku menyayangi dan mencintaimu? bisa tanyakan Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umatnya, mencintai hambanya?

Pengertian Daftar Pustaka



1.      Pengertian Daftar Pustaka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya. Yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang dikerjakan.

Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

2.      Fungsi Daftar Pustaka

Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain:
a.       Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.

b.      Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.

c.       Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.

d.      Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3.      Unsur-unsur Daftar Pustaka

Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
a.       Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b.      Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c.       Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.

4.      Jenis-jenis Daftar Pustaka

a. Kelompok Textbook
 -  Penulis perorangan.
 -  Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
 -  Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga.
 -  Buku terjemahan.

b. Kelompok Jurnal
-  Artikel yang disusun oleh penulis.
-  Artikel yang disusun oleh lembaga.
-  Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / symposium.

c. Kelompok disertasi/tesis

d. Kelompok makalah/informasi dari Internet

5.      Penyusunan Daftar Pustaka

Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu dari tiga sistem berikut:

a.       Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad  berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.

b.      Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.

c.       Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor  berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.

6.      Metode Havard

Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic.

7.      Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook

a.    Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga: Nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawah), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

b.    Buku terjemahan: Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawah), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

8.      Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis

a.    Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium: nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garis bawah), kota, bulan dan tanggal penyajian.

b.    Kelompok disertasi/tesis: Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/tesis (centang miring atau garis bawah), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.

Adapun contoh Daftar Pustaka sebagai berikut:

-Badruldzaman, Mariam Darus, dkk., Kumpulan Makalah diskusi Mengenai PenyelesaianMasalah Kredit Macet Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta 4-5 Oktober 1993.
- Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,1996.
-Harahap, M. Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.

9.      Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

a. Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila ada nama penulis): Nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.

b. Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah.

sumber:
http://hikmadarisebuahcerita.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pengertian-daftar-pustaka.html

Ketulusan Sebuah Cinta (cerpen)

"Selamat ulang tahun sayang...!"

ujar seorang pria pada pacarnya sambil memberikan kado berupa kotak cincin yang terbuat dari kertas berwarna merah jambu (Pink) yang di hiasi dengan pita berwarna Merah serta sebuah amplop surat yang menebarkan wangi parfum ke sukaan  cewek itu..

Setelah pacarnya pulang...
dengan hati yang berbunga-bunga, kemudian si cewek itu buru-buru lari kedalam kamarnya dan membuka kotak cincin itu.

Tapi tak lama kemudian hatinya kecewa...
berharap itu adalah sebuah cincin emas, ternyata yang ia dapatkan hanyalah sebuah cincin berbahan Almunium yang berukiran gambar sebuah hati.

Dengan wajah lesu, si cewek kembali menutup kotak cincin itu dan melemparkannya kebawah kasur beserta amplop berisikan surat tanpa membacanya terlebih dahulu,

Keesokan harinya..
Si cewek itu kembali mendapatkan sebuah kado ulang tahun. tapi kali ini dari teman pria nya berupa sebuah handphone Blackberry yang sudah lama ia idam-idamkannya.

Sejak saat itu, si cewek  tersebut mulai dekat dengan teman prianya yang telah memberikan hadiah handphone di hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun. dan lama - kelamaan, akhirnya terjalinlah sebuah hubungan erat layaknya sepasang kekasih diantara mereka. yang pada akhirnya membuat si cewek tersebut memutuskan pacar lamanya.

Satu bulan kemudian...
hubungan mereka semakin lengket seperti susah untuk di pisahkan dengan orang yang tadinya hanyalah sebatas teman pria nya saja. bahkan si cewek  rela memberikan apa yang dia miliki demi menunjukkan besarnya cinta pada pacar barunya tersebut.

Hingga suatu hari...
terjadilah pertengkaran antara kedua pasangan kekasih ini karena sebuah hal kecil. perlakuan pacar barunya berubah drastis. Tadinya sikap si cowok yang lembut, romantis dan penuh kasih sayang. kini telah berubah dengan sikap aslinya yang kasar , arogan dan suka main tangan. tak jarang sebuah tamparan sering kali mendarat di pipi sang cewek disaat mereka sedang bertengkar. hingga akhirnya si cowok pun meninggalkannya dengan cewek lain.

Tak di sangka...
kini si cewek hanya bisa menangis di dalam kamarnya. alangkah menyesalnya dia setelah memberikan apa yang di milikinya pada cowok yang telah menghianati cintanya. di saat sedang menangis, si cewek tak sengaja melihat sebuah kotak cincin dan sebuah amplop di bawah tempat tidurnya. dia teringat kembali dengan mantan pacarnya dulu yang pernah ia tinggalkan karena pria lain. di saat itulah ia penasaran dengan isi surat yang ada di dalam amplop itu. dan kemudian membacanya.

" For my love
Sebelumnya aku ucapkan selamat ulang tahun yang ke 17 untukmu cinta. semoga kamu di berkahi rezeki dan kemudahan oleh yang maha kuasa dan semakin dewasa dalam semua sikap.
maaf ya sayang..
aku hanya bisa memberimu hadiah cincin seperti ini. tapi suatu saat nanti aku akan berjanji memberikanmu cincin emas sebagai tanda kemurnian cinta kita berdua dalam ikatan yang lebih resmi nanti. doakan aku ya sayang, agar aku di terima kerja.. nanti gaji pertamaku, akan ku belikan cincin emas buatmu agar aku bisa melamarmu.
I LOVE YOU.....!!!"

Hatinya pun berguncang setelah membaca isi surat itu. si cewek langsung menangis setelah menyadari bahwa cowok yang pernah ia hianati cintanya dulu , ternyata sangat tulus mencintai dirinya.

Detik itu juga si cewek langsung menelpon  mantan pacarnya itu untuk meminta maaf karena telah menghianati cintanya. namun setelah tersambung dan telpon pun di jawab, si cewek itu langsung pingsan. ternyata yang menjawab telponnya adalah ibu si cowok itu yang mengabarkan anaknya sudah meninggal dunia akibat kecelakaan waktu dia berangkat kerja.

Penyesalan selalu datang belakangan....

ketulusan sebuah cinta tidak dapat di nilai dari harta benda..

Tapi nilailah cinta seseorang dari hati dan keikhlasan..


Sabtu, 13 Juni 2015

Tugas Softskill Koperasi Swamitra [Teori Organisasi Umum 2]

A. Pendahuluan
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

B. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah
• Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
• Pengelolaan yang demokratis,
• Partisipasi anggota dalam ekonomi,
• Kebebasan dan otonomi,
• Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.

Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
• Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
• Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
• Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
• Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
• Kemandirian
• Pendidikan perkoperasian
• Kerjasama antar koperasi

Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu:
• Modal terdiri dari simpanan pokok dan surat modal koperasi(SMK)

C. Hasil Survei
Kami kelompok 1 telah mensurvei Koperasi Swamitra yang beralamat di Jl. Nusantara Raya No. 130, Depok Jaya.

Swamitra adalah nama suatu bentuk kerjasama atau kemitraan antara Bank Bukopin dengan Koperasi untuk mengembangkan serta memodernisasi Usaha Simpan Pinjam (USP) melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga USP memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Koperasi Swamitra yang kami kunjungi sudah berdiri dari tahun 2007 sekitar bulan Maret.

Target utama Koperasi Swamitra adalah membantu pedagang menengah kebawah dalam keuangan.

Tujuan Koperasi Swamitra adalah untuk membantu dalam keuangan agar usahanya dapat berkembang.

Visi dan Misi Koperasi Swamitra:
VISI :
“ MEMBANGUN BISNIS MIKRO DAN LOW SEGMENT MASS MARKET YANG UNGGUL DAN KOMPETITIF “
MISI :
1. Memberikan Manfaat dengan beragam produk perbankan inovatif yang responsif terhadap kebutuhan pasar.
2. Mengembangkan jaringan lewat kerjasama dengan mitra strategis untuk menjangkau bisnis mikro diseluruh Indonesia.
3. Menjalankan praktek perbankan berbasis infrastruktur dan teknologi yang modern dan terpercaya.
Struktur organisasi Koperasi Swamitra:



Untuk menjadi anggota koperasi Swamitra biasanya adanya pinjaman dan di bukakan buku tabungan itu sudah menjadi anggota.
Jumlah anggota Koperasi Swamitra ada 262 dalam bentuk nasabah dan 6 orang karyawan.
Produk yang di keluarkan oleh Koperasi Swamitra adalah jasa keuangan, simpan pinjam, dan deposito.
Perkembangan Koperasi Swamitra stabil dan setiap tahunnya meningkat.
Hasil dari kunjungan Koperasi yang kami lakukan yaitu Koperasi Swamitra meminjamkan modal kepada yang ingin membuat usaha dan juga ke pedagang menengah kebawah agar usahanya dapat berkembang dan dapat membuka cabang untuk usahanya. Dan bukan hanya itu saja, Koperasi Swamitra juga menyediakan jasa deposito.

Berikut adalah foto hasil kunjungan





Photo by Andreansyah.